Kamis, 25 Februari 2016

Berkunjung Ke Museum Media Madinah Napak Tilas Perkembangan Islam di Madinah



Museum Media Madinah bisa menjadi salah satu alternatif untuk mempelajari sejarah-sejarah dan peninggalan-peninggalan Islam di Madinah. Museum ini berada di jalan Dawoodia Commercial Center atau sekitar 500 meter dari Masjid Nabawi Madinah Arab Saudi. Namun bagi sebagian orang akan sulit mengenali tempat ini jika tidak bisa membaca tulisan arab. Selain itu masih jarang jamaah dari Indonesia yang datang untuk mengunjungi museum Media Madinah karena tour and travel tidak memasukkan tempat ini sebagai salah satu destinasinya.

**Bagi jamaah yang daftar program umroh 11 Hari atau 13 Hari bersama Arminareka Perdana dengan Nur Anisah Majid selaku Tour Leader Umroh, Insya Allah jamaah akan diajak berkunjung ke Museum Rasul SAW, Museum Asmaul Husna, dll. Segera daftarkan diri anda dengan mengubungi 081332998866 (WA), Pin BB 54F183BD, Email: arminarekacabang@gmail.com**

Museum Media Madinah terhitung masih berusia muda karena didirikan pada tahun 2006 namun dengan banyaknya sejarah-sejarah yang diperlihatkan di museum ini, bisa menambah wawasan orang-orang muslim yang datang ke tempat ini. Bukan hanya sekedar pengetahuan sejarah akan kota Madinah dan bangunan-bangunan sejarah yang ada di sekitarnya tetapi juga sejarah Islam secara keseluruhan.

Museum dibedakan atas dua bagian, bagian pertama untuk pemutaran film dokumentasi dan film bersejarah berdurasi 60 menit yang berisi tentang sejarah kota Madinah beserta perkembangannya sampai saat ini dan disediakan dengan beragam bahasa termasuk bahasa indonesia.

bagian kedua adalah model atau maket. Museum Media Madinah menyimpan sejumlah maket sejarah Nabi Muhammad SAW. Museum ini pun dapat membuat pengunjung membayangkan bagaimana sejarah saat Rasulullah berdakwah. Sejumlah maket ditampilkan seperti tiga maket Masjid Nabawi dari bentuk awal, perubahan bentuk saat ada perintah mengubah kiblat, dan bentuk perluasan masjid pada masa Rasulullah.

Maket situasi perang juga ditampilkan seperti Perang Uhud dan Perang Khandaq. Dibandingkan dengan masa Nabi SAW, situasi di bukit Uhud sudah banyak berubah. Begitu juga parit yang digali saat Perang Khandaq sudah tidak ada. Melihat maket itu pun dapat membuat pikiran melayang ke masa itu.

Maket Perang
Pengunjung juga diajak untuk menyaksikan tayangan film pembangunan Masjid Nabawi pada jaman Rasulullah SAW yang dinarasikan Muhamad Muslim bin Hasan Bisri asal Cirebon, Jawa Barat. Ia menjelaskan, awalnya di mesjid seluas 30 x 35 meter itu hanya sebagian yang diberi atap pelepah kurma yaitu pada seperempat bagian belakang mesjid yang disebut sufa. Sufa adalah tempat musafir dan anak yatim berteduh. Saat malam hari, biasanya Rasulullah SAW mengajak mereka makan malam bersama di rumahnya yang terletak di sebelah kiri depan masjid.

Pada bulan-16 setelah hijrah, masjid sederhana itu mengubah arah kiblatnya dari Masjidil Aqsha ke Ka,bah di Makkah sehingga ada perubahan pintu dan bagian depan. Kemudian pada tahun ke-6 Hijriah, bagian depan mesjid diberi atap dari tanah liat dengan tinggi sekitar tiga meter karena untuk mencegah air hujan masuk.Setahun kemudian, setelah Perang Khaibar, masjid diperluas karena jumlah umat Islam sudah semakin banyak. Masjid diperluas di bagian utara dan barat sehingga ukurannya menjadi 50 x 45 meter.

Di museum juga terdapat sejumlah peralatan penyiaran jaman dulu seperti kamera dan proyektor sehingga ada nama media yang menempel pada kata museum. Benda lain yang ditampilkan yakni maket sejumlah masjid bersejarah, sejumlah batu dari berbagai daerah di Madinah, maket Raudhah dan makam nabi, serta tiruan baju perang saat masa Rasulullah SAW.

Sayangnya masih banyak maket yang tidak tampil mungkin karena keterbatasan areal museum seperti Perang Badar, Gua Hira, dan kondisi pemukiman Madinah sejak awal hijrah sampai meninggalnya Rasulullah SAW. Ruang museum juga sebagian sudah menjadi toko cenderamata yang menjual video kisah perjuangan Islam, Alquran mini, hiasan dinding, hiasan kaca, dan kurma Madinah.

Museum Madinah buka dari pukul 08.00 hingga pukul 20.00 waktu Arab Saudi. Untuk masuk ke museum ini tidak menghabiskan uang yang banyak, pengunjung hanya perlu membayar 10 real saja. Saat musim haji, biaya masuk ke Museum Media Madinah didiskon hingga 50 persen.

Sumber: http://www.republika.co.id, http://www.rumahallah.com, http://www.caramudahkebaitullah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar