Senin, 14 November 2011

Jamaah Haji Reguler Jawa Timur Mengeluh

Sulit Air hingga Jauhnya Maktab
Jawapos, Sabtu 5 Nopember 2011, Hal 14

Makkah — Wagub Jatim Saifullah Yusuf meninjau langsung tempat pemondokan jamaah haji asal Jatim yang tersebar di berbagai maktab di Kota Makkah. Salah satu yang ditinjau adalah pemondokan jamaah haji asal Tuban dan Sidoarjo. Di tempat itu, Saifullah menemui para jamaah asal dua kabupaten tersebut di kawasan Bahotma, Makkah. Dia juga ditemui Bupati Tuban Fathul Huda yang kebetulan berada di lokasi untuk meninjau jamaah hajil asal Tuban. 
Secara umum, kondisi jamaah haji asal Jatim yang tersebar di sekitar 78 maktab baik-baik,” kata Saifullah yang kebetulan bertemu Jawa Pos saat melintas di sekitar Masjidilharam Kamis (3/ 11). 

Saifullah saat itu didampingi mantan Juru Bicara Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Yahya C. Staquf. Meski demikian, ada beberapa keluhan jamaah haji. Misalnya, sebagian jamaah mengeluhkan jauhnya maktab atau tempat pemondokan mereka sekitar 4 kilometer dari Masjidilharam. ”Meski jauhnya 4 km dari Masjidilharam, kalau lewat terowongan, itu bisa lebih cepat. Namun, sebagian besar maktab jamaah haji asal Jatim hanya berjarak 2 kilometer,” katanya. Misalnya, jamaah haji di daerah Jarwal yang hanya berjarak sekitar 2 km dari Masjidilharam

Selain itu, beberapa jamaah haji mengeluhkan soal air yang tidak lancar. Terutama, mereka yang tinggal di lantai atas. Untungnya, keluhan tersebut cepat direspons pengelola gedung. ”Jadi, masalahnya tidak berkepanjangan," tuturnya. Soal akomodasi dari maktab ke Masjidilharam juga dikeluhkan jamaah. Memang ada bus, tetapi mereka harus berebutan dengan jamaah lain dari Turki yang satu pemondokan. Apalagi, tujuh hari, sebelum wukuf Arafah,’ semua transportasi bus ke Masjidilharam sudah dihentikan, Akibatnya, banyak jamaah yang kesulitan menuju Masjidilharam. Terpaksa, mereka naik taksi atau jalan kaki.
 
Pemprov Jatim akan membahas untuk memecahkan masalah ini,” kata Saifullah. Apakah meniru Pemda DKI yang menyediakan bus bagi jamaah DKI atau cara lain kita bahas nanti tambahnya· Soal makan juga dikelulukan sebagian jamaah. Meski uang lauk atau biaya hidup selama menjalani ibadah haji sudah diserahkan kepada jamaah, mereka berharap ada jatah makan. Misalnya, malam. "Ini agar waktu jamaah tidak habis tersedot untuk memasak, keluh jamaah. ”Tugas kita pemerintah ya menampungnya ujarnya. Maktab atau pemondokan jamaah haji Indonesia memang jadi masalah setiap tahun. Sebab, pemerintah kalah langkah dengan pemerintah negara lain yang bisa menyewa gedung puluhan tahun. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar